Minggu, 14 September 2014

5 Rukun Keberlimpahan by Mr Adam Nova



Jadwal kali ini adalah mengikuti seminar yang diisi oleh bapak adam nova. Adam nova adalah seorang business coaching. beliau telah menulis beberapa buku termasuk buku best seller "5 rukun keberlimpahan".Adam nova adalah seorang Trader dan Investor Reksadana, Neuro Business Coach, Motivator, Hypnotherapist, Owner Omar Group  dan Penulis Buku Best Seller 5 Rukun Keberlimpahan.

Setelah menyelesaikan kuliah  di Universitas Padjadjaran Bandung dengan IPK 3,69 (Cum Laude), Adam meniti karir dibidang professional diawali pada tahun 1997 di Newmont Nusa Tenggara perusahaan tambang emas di Nusa Tenggara Barat, Trainer di PT. Mulya Mandiri Sontosa, Dealing di Millenium Penata Future, HRD di Medco Oil Energy, HRDGA Head PT. Adira Dinamika Multi Finance dan HR Analyst di JOB Pertamina – Medco.

Karirnya dibidang pendidikan diawali pada tahun 2005 ketika ia mulai memberikan konseling, terapi dan pelatihan di bidang Pengembangan Diri, komunikasi, Achivment Motivation Training, Human Resource Management, Leadership, Introduction Busines, Simulasi Bisnis, Teknik Dasar Menangani Manusia, Applicant Letter Skill, Interviewing Skill,  Psikotes Skill, Spiritual Emotional Freedom Technique, The Secret of Hipnosis,  Hypno Teaching, Hypno Learning, Hypno Selling, Hypno Parenting, Becoming Hypnotherapist, Rahasia Membuat Ketagihan Belajar dengan Hipnosis, Rekayasa Lintasan Prasangka, Business Coaching, Leveraging Asset dan Coaching REKSADANA. Di seminar kali ini, bapak adam nova menjelaskan beberapa kunci menjadi pengusaha sukses diantara menjadi pribadi yang kreatif dalam mengembangkan usaha.


            Tak hanya itu, beliau juga mengajarkan tentang bagaimana kita untuk memanejemen keuangan kita melalui penghitungan cepat dan akurat, diantaranya BEP, PBP, ROI dan ini merupakan rumus wajib pengusaha.

Menghitung PBP, BEP, dan ROI

Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Selain itu, analisis finansial juga dibutuhkan untuk memperkirakan kapan dana yang diinvestasikan pada usaha baru bisa kembali.

Ada tiga langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan finansial, yaitu : 
  1. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk operasional. Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha baru. Selanjutnya akan lebih baik jika dilakukan proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai lima tahun.
  2. Penentuan sumber daya finansial dengan memperhitungkan beban biaya untuk mendapatkan dana tersebut (biaya modal). Dalam menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia harus dibedakan sumber finansial jangka pendek, menengah, dan jangkapanjang. Untuk menentukan jangka waktu pengembalian dana, bisa digunakan Break Even Point  (BEP). 

Rumus/Cara Menghitung BEP:

a. BEP = (Biaya Tetap) / (Harga per unit Biaya Variable per Unit).
b. BEP = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit /Harga per Unit). 

Keterangan :
  • BEP Unit / Rupiah =  BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P). 
  • Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi.
  • Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain.
  • Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
  • Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q). Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)

Contoh BEP

Ada sebuah usaha nasi goreng dengan rincian sebagai
berikut:
Harga Jual = 15.000
Harga Produksi = 5.000
Investasi Dana = 50 Juta
Sewa Tempat = 10 Juta/ Tahun
Gaji Pegawai = 1,5 Juta/Bulan
Biaya lain-lain = 500 ribu/Bulan
Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya,
maka
Berapa BEP Nya ?
· BEP
Jumlah Pengeluaran per Hari :
Sewa Tempat = 10 Juta / 366 Hari = 28 Ribu
Gaji Pegawai = 1,5 Juta / 30 Hari = 50 Ribu
Biaya Lain-Lain = 500 Ribu / 30 Hari = 17 Ribu
Total investasi = 50 Juta / 365 Hari = 137 Ribu
Total Pengeluaran = 232.000/Hari

Maka untuk BEP nya :
Laba per piring = Harga Jual - Harga Produksi =
15.000-5.000 = 10.000
Dengan Laba sejumlah tersebut, BEP = 232 ribu : 10 ribu =23
Piring
Jadi, jumlah produk (nasi goreng) yang harus terjual setiap
harinya untuk memenuhi penutupan modal adalah sebanyak
23 Piring Nasi Goreng

Selain BEP, dalam mengelola suatu usaha tentunya kita harus cermat dan jeli dalam melihat peluang usaha mana yang lebih menjanjikan dan menguntungkan atas uang yang akan kita tanamkan. Juga kita harus bisa menghitung apakah suatu usaha yang kita jalankan tersebut akan memberikan keuntungan seperti yang kita harapkan. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengetahui tingkat keuntungan atas investasi yang telah kita lakukan dalam suatu usaha. Hal ini berlaku bagi investor sebelum melakukan investasi atas dana yang mereka miliki, perlu untuk mempertimbangkan tingkat ROI yang ditawarkan  oleh rekan bisnis kita. 

Apa itu ROI? ROI (singkatan bahasa Inggris : return on investment) atau ROR (singkatan bahasa Inggris: rate of return) dalam bahasa Indonesia disebut laba atas investasi adalah rasio uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut dapat disebut bunga atau laba/rugi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal. ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan sering juga dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal (wikipedia). ROI juga dikenal sebagai tingkat laba (rate of profit) atau hasil suatu investasi pada saat ini, masa lampau atau prediksi di masa mendatang. Atau bahasa sederhananya ROI merupakan pengembalian keuntungan atas investasi. 

Cara Menghitung ROI
ROI bisa juga diartikan sebagai rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut:ROI =( ( Total Penjualan Investasi ) :  Investasi) x 100%.  Misalnya, jika investasi sebesar Rp 10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp 15.000.000, berarti diperoleh laba sebesar Rp 5.000.000. Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah = ((Rp 15.000.000 Rp 10.000.000) : Rp 10.000.000) x 100% adalah sebesar 50%. Maka dapat disimpulkan tingkat ROI nya adalah sebesar 50% 

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang wiraushawan harus memperhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan. 

Sebagai contoh adalah investasi A sebesar Rp 1000 menghasilkan untung Rp 100 (ROI = 10%) dibandingkan dengan investasi B Rp 100 menghasilkan untung Rp 50 (ROI = 50%). Investasi B memberikan jumlah/nominal lebih kecil namun rasio ROI nya jauh lebih besar daripada investasi A. Bisa kita katakan dalam hal ini investasi B lebih baik dibandingkan dengan investasi A.Selain itu, lebih baik jika suatu usaha mempunyai ROI di atas tingkat bunga deposito. Karena usaha selalu mengandung resiko sehingga kita harus memperoleh keuntungan lebih besar daripada jika modal yang kita miliki kita tanamkan dalam bentuk deposito yang dianggap sebagai investasi bebas resiko. 

Penilaian Kemampuan Organisasional Setiap bisnis usaha membutuhkan orang-orang dengan berbagai jenis keterampilan dan bakat untuk bekerja sama mencapai tujuan organisional. Hal yang perlu diperhatikan adalah jenis keterampilan, jenis organisasi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam penerapan usaha  baru yang efektif serta keterampilan dan bakat yang dibutuhkan jika usaha baru tersebut mulai berhasil dan tumbuh. Langkah awal dalam penentuan kebutuhan personalia adalah analisis kebutuhan tenaga kerja dan berbagai aktivitas yang perlu dilakukan. Kemudian dilakukan  pengelompokkan aktivitas tersebut ke dalam seperangkat tugas yang bisa ditangani individu secara efektif.

Contoh ROI berikut:
Harga Jual = 15.000
Harga Produksi = 5.000
Investasi Dana = 50 Juta
Sewa Tempat = 10 Juta/ Tahun
Gaji Pegawai = 1,5 Juta/Bulan
Biaya lain-lain = 500 ribu/Bulan
Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya,
maka
Berapa ROI nya?
 ROI = (9 Juta / 50 Juta) x 100% = 18%
Wih, mantep kan ROI nya J untuk contoh studi kasus diatas
Note: Semakin besar ROI maka semakin besar peluang untuk
menarik perhatian investor
  
PBP (pay back period atau lama pengembalian modal) adalah menghitung seberapa cepat waktu yang dibutuhkan proyek untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam. Kelayakan proyek dari adanya PBP ini adalah jika nilai PBP lebih pendek dari waktu yang disyaratkan. Sedangkan kalau PBP lebih lama dari yang disyaratkan proyek tidak layak. Metode PBP merupakan alat ukur yang sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian
suatu investasi. Model ini umum digunakan untuk pemilihan alter-natif-alternatif usaha yang mempunyai resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat mungkin. Kelemahan utama dari metode PBP ini adalah: Tidak dapat menganalisa penghasilan usaha, setelah modal kembali, dan Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang

Contoh PBP
contoh soal perhitungan Payback Period yang benar:
Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 500 juta (initial investment) dan ditargetkan penerimaan dana investasi (cash flow) berbeda setiap tahun. Katakanlah tahun ke-1 cash flownya Rp. 250 juta, tahun ke-2 Rp. 200 juta, tahun ke-3 Rp. 150 juta, tahun ke-4 Rp. 100 juta. Syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapakah payback periodnya?
Payback Periodnya = 1 + (500jt-250jt) / (450jt-250jt) = 2,33 juta
atau bisa juga dihitung dengan cara:
Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.
Payback periodnya = 2 + Rp. 500 juta Rp. 450 juta / Rp.600 juta Rp. 450 juta x 1 tahun = 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian
perusahaan sehingga usulan proyek investasinya diterima.

Sekian materi dari Mr Adam Nova Semoga Bermanfaat :)

TEAM Umar 1


EmoticonEmoticon